banner 728x250

*INKOPPAS Apreasiasi Revitalisasi Pasar Rawamangun Jadi Pasar Modernisasi*

banner 120x600
banner 468x60

Tempojakarta.id,Jakarta. – Pasar Rawamangun, Jakarta Timur yang telah berusia 35 tahun sejak dibangun pada 1990 akan segera direvitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta. Pasar tradisional yang menjadi ikon warga Rawamangun. Banyak pasar di wilayah DKI Jakarta sudah cukup berusia tua.(1/10/2025).

“Meski menyambut baik rencana tersebut, para pedagang menyuarakan kekhawatiran terkait beban biaya yang harus mereka tanggung.

banner 325x300

“Ketua Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Rawamangun, Kasih Mulyadi, di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur ( 30/9/25), ” mengatakan bahwa kondisi pasar saat ini masih aman dan nyaman untuk aktivitas jual beli.

“Alhamdulillah kondisinya aman. Pengunjungnya sampai saat ini ramai, tidak ada kendala apa pun,” ujarnya.

Lebih jauh Kasih menjelaskan dan membantah anggapan bahwa pasar tersebut kumuh. ” Tim kebersihan setiap hari turun ke lapangan untuk membersihkan area pasar,” Ungkapnya.

“Kalau ada yang bau-bau, disiram, dikasih karbol. Jadi untuk kenyamanan pengunjung, ada instruksi dari kelola pasar bahwa pasarnya harus bersih, rapi, dan wangi,” tambahnya.

Kasih mengakui bahwa bangunan pasar yang sudah berusia 35 tahun wajar mengalami kerusakan.

“Sudah ada pembicaraan dari PD Pasar Jaya bahwa pasar ini akan direnovasi atau dibangun ulang. Pedagang semuanya setuju, jadi kami nunggu dari pusat kapan realisasinya,” tuturnya.

Namun, di balik dukungan terhadap revitalisasi, para pedagang menghadapi masalah serius terkait pembayaran. Kasih mengungkapkan ada dua jenis pembayaran yang membebani, yakni CMS (semacam service charge pasar) dan PHP (Pembayaran Hak Pakai).

“PHP ini, pedagang lumayan terbebani karena yang ditagih itu sudah 12 tahun yang lalu. Jadi setiap kios dikalikan 12 tahun. Di situ pedagang agak berat,” papar Kasih.

Ia menjelaskan bahwa hak pakai yang seharusnya habis pada 2011 tidak dilanjutkan pembayarannya per tahun oleh PD Pasar Jaya. Akibatnya, pedagang kini ditagih akumulasi 12 tahun dari 2011 hingga 2023.

“Seandainya pasar dibangun ke depannya, otomatis PHP dibayar dulu. Setelah itu, setelah pasar dibangun, dibayar lagi pembayaran kios yang baru. Untuk menembus itu, pedagang saat ini agak sulit,” Imbuhnya.

Menurut Enok salah satu pedagang mengatakan,” Penjualan sekarang agak menurun, pembeli mulai mengurang, biasanya yang paling ramai sabtu atau minggu sedangkan untuk hari biasa pembeli tidak banyak”.

“Pembeli dalam berbelanja tidak seperti dulu, mungkin pasar sudah tua dan ekonomi masyarakat juga lemah, jadi mungkin itu penyebab pembelian masyarakat berkurang,” ujar enok.

Enok berharap pengelola mengadakan kegiatan atau acara, agar masyarakat dapat lebih banyak datang ke pasar”.

Revitalisasi Pasar

Sekretaris Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS), Andrian Lame Muhar, SE, Msi, “Menyatakan bahwa meski bangunan sudah memasuki tahap akhir dan strukturnya harus diperbaiki, kondisi pasar saat ini masih layak dan nyaman”.

“Pasar Rawamangun ini masih layak untuk ditempati para pedagang. Pengunjung tidak usah khawatir dari segi kenyamanannya, semuanya masih oke,” ujarnya

Andrian berharap agar dalam proses revitalisasi, pedagang tidak dibebani biaya yang besar. “Jangan sampai memberatkan pedagang” .

“Setiap direvitalisasi itu, pasti pedagang akan mengeluarkan kos atau biaya untuk mengambil alih kios kembali,” tuturnya.

Ia mengusulkan agar koperasi pedagang pasar dilibatkan dalam proses revitalisasi, termasuk dalam hal kolaborasi pembangunan dan cicilan kepemilikan kios.

“Hanya pedagang pasar yang benar-benar mengerti kondisi dan kebutuhan pasar tempat mereka berjualan,” katanya.

“Dengan melibatkan koperasi, diharapkan revitalisasi dapat berjalan tanpa memberatkan pedagang yang telah berdagang puluhan tahun di sana,” ungkapnya.

“Koperasi memiliki anggota yang notabene ada tabungan mereka di dalamnya, yang bisa berkolaborasi baik dalam pembangunan, cicilan kepemilikan kios, maupun pengelolaan pasar,” terang Andrian.

“Untuk pedagang kebutuhan pokok, aktivitas jual beli masih berjalan normal dan ramai. Namun pedagang tekstil dan pakaian mengalami penurunan omzet karena kalah bersaing dengan toko online,” Tukas Andrian.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *