banner 728x250

Ketum APJI: Mahalnya Biaya Sertifikat Halal

banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA | Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Tashya Megananda Yukki mengeluhkan mahalnya biaya pengurusan sertifikat halal produk makanan.(26/01/25).

“Satu menu, 5 Juta rupiah,” kata Tashya saat menjadi pembicara di Talk Show Makanan Halal dan Ekonomi Hijau di Industri Fashion AIFA 2025.Menurutnya biaya 5 Juta rupiah per menu itu jelas sangat memberatkan pengusaha UMKM.
“Terutama untuk pengusaha menengah atas,” ujar Tashya.

banner 325x300

Tashya berharap persoalan biaya mahalnya pengurusan sertifikat halal bagi pengusaha cafe dan katering ini bisa menjadi perhatian pemerintah.

Menurutnya perlu kerja sama berbagai pihak termasuk MN KAHMI untuk bergerak bersama agar pemerintah mendengarkan keluhan pengusaha menengah ini.”Kalau kita (APJI)
yang bergerak sendiri, nanti dianggap angin lalu” ungkap Tashya.

Tasya sebenarnya mendukung program sertifikasi halal ini karena lebih menjamin mutu produk yang dipasarkan.”Makanan lebih higienis,” ungkap Tashya.

Ia hanya meminta pemerintah lebih memperhatikan faktor biaya pengurusan sertifikat halal ini.

Dalam kondisi seperti ini yang bisa dilakukan APJI adalah bersama asosiasi dan lembaga lain menyuarakan aspirasi salah satunya bersuara melalui media.Ia juga menyambut baik bila MN KAHMI juga ikut menyuarakan persoalan biaya pengurusan sertifikat halal.

Sementara itu Ketua Bidang Perdagangan Internasional MN KAHMI, Bambang Susanto mengatakan perlunya pengurusan sertifikat halal yang cepat dan akurat.”Selain persoalan biaya ya,” ungkap Bambang.

Menurut Bambang kecepatan peng cy urusan sertifikat halal juga perlu diperhatikan agar ada kenyamanan dan keamanan pengusaha kuliner ini.

Ia mengatakan kecepatan juga harus memperhatikan akurasi penilaian untuk pemberian sertifikat halal.”Ini PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan,” tutur Bambang.

Menurutnya kecepatan dan akurasi penilaian sertifikat halal bagi pengusaha makanan ini tidak terlepas dari penggunaan teknologi dalam menguji sampel makanan.Menurutnya pengurusan sertifikat halal di luar negeri bisa cepat dan akurat karena didukung teknologi yang canggih.

Bambang mengingatkan bagi pengusaha kuliner yang merambah pasar internasional agar bekerja sama dengan konsultan halal di negara yang dituju agar bisa selaras terkait standar produk halal di sana.”Dicari titik temu diantara keduanya,” kata Bambang.

Sementara itu Desainer senior Naniek Rachmat mengatakan tren halal di kalangan pengusaha busana sudah mulai muncul.”Walaupun masih belum banyak,” kata Naniek.

Di kalangan kecil pengusaha busana dan desainer sudah ada pemikiran penggunaan kain halal.Menurutnya kain halal, kain yang dalam proses produksinya tidak ada unsur binatang haram dan bangkai.

Naniek menyebutkan walaupun pembuatan kain halal itu rumit tapi dalam kurun waktu dua tahun ini pembuatannya sudah mulai bagus.
Kain halal ini bahan pembuatannya berasal dari biji padi yang dalam proses penenunannya sangat rumit.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *