Tempojakarta.id,Jakarta, ASPRINDO (Asosiai Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia), memantapkan “Kampung Industri” sebagai program unggulan yang akan membantu mengakselerasi peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya pedesaan. Program ini sejalan dengan Astacita Keenam yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kampung Industri akan menjadi kerja kolaborasi antara pengusaha Asprindo, pemerintah, masyarakat akademik dan masyarakat desa. Karena meskipun digagas dan diinisiasi oleh Asprindo, tanpa melibatkan pemerintah dan msyarakat, program ini tidak bisa berjalan,” demikian disampaikan Ketua Umum Asprindo, Jose Rizal, seusai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Ketua Umum Asprindo dengan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI, Yandri Susanto, pada Rabu 23 Juli lalu.(25/7/2025).
Dalam nota kesepahaman Asprindo-Kemendes, kedua pihak sepakat bersinergi dalam hal pengembangan ekosistem Kampung Industri serta Digitalisasi Ekonomi dalam mendukung ketahanan pangan di desa dan daerah tertinggal. Sinergi dan kerja sama ini secara rinci meliputi pertukaran dan pemanfaatan data dan/atau informasi, pemberdayaan masyarakat desa untuk pengembangan kegiatan usaha melalui pengembangan ekosistem Kampung Industri, penguatan dan pengembangan kelembagaan ekonomi desa, peningkatan kapasitas bidang teknologi ekonomi digital desa, dan kegiatan lain yang disepakati kedua pihak.
Ketua Umum ASPRINDO Jose Rizal bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal H. Yandri Susanto, S.Pt., M.Pd. dan Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ir. H. Ahmad Riza Patria, M.B.A. (doc : ASPRINDO)
Jose menyebut MoU ini kerja sama kedua dengan kementrian terkait dengan Kampung Industri. Sebelumnya, nota kesepahaman serupa telah ditandatangani Asprindo dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan.
“Kebetulan pilot project Kampung Industri Asprindo di bidang perikanan. Jadi kami membutuhkan sinergi dengan KKP. Kami bekerja sama dengan KKP dalam hal penguatan masyarakat pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam rangka mendukung implementasi ekonomi biru. Ke depan, jika Kampung Industri di bidang pertanian/peternakan mulai berjalan, kami berharap bisa bersinergi juga dengan Kementrian Pertanian,” ujarnya.
Jose bahkan berharap Presiden Prabowo Subianto berkenan mencanangkan program ini sebagai program nasional, karena dalam ultimate goal Asprindo, Kampung Industri ada di setiap wilayah provinsi. “Kami mengikhtiarkan setiap DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Asprindo di seluruh Indonesia membangun dan membina satu Kampung Industri, baik di bidang perikanan, pertanian/peternakan, maupun pariwisata.”
Tentang Kampung Industri Asprindo
Kampung Industri versi Asprindo diartikan sebagai sebuah kawasan yang di dalamnya terdapat ekosistem usaha, mengelola produk unggulan, melibatkan penduduk kawasan sebagai pelaku usaha mikro, bekerja sama dengan pengusaha Asprindo yang bertindak sebagai pengelola industri inti, dioperasikan secara terintegrasi dari produksi hingga menjadi produk konsumsi yang siap dipasarkan,
dengan prinsip pembagian kemanfaatan yang bersifat win-win bagi semua subsistem yang terlibat dalam industri dimaksud.
Asprindo saat ini tengah mengembangkan pilot project Kampung Industri Perikanan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, dengan melibatkan nelayan dan petambak di 8 desa, termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dan koperasi setempat.
Untuk capacity building, Asprindo sudah menggandeng UNIDO (United Nations Industrial Development Organization untuk Global Quality and Standard Programme (GQSP) guna meningkatkan produktivitas beberapa komoditi perikanan.
Jose menyebut pihaknya pun nanti akan menggandeng perguruan tinggi untuk riset dan pengembangan SDM. Saat ini, Asprindo sudah bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin Makassar dan dari IPB sejumlah ahli sudah menyatakan kesediaan untuk mendukung Kampung Industri. “Terakhir, tentu saja kami juga membuka peluang bagi investor masuk dalam program Kampung Industri, terutama jika kelompok pengusaha Asprindo di kawasan tersebut tidak cukup memiliki sumber permodalan yang memadai,” demikian Jose Rizal , memungkas penjelasan.
(Bamsur/Das 07)